Catatan Harian Tuffah

Sesuatu akan terasa begitu berarti setelah semuanya tinggal kenangan.  Ada suatu memori yang terkadang masih menari-nari di benak, dan masih segar dalam ingatan. Ketika kakak sulung meninggalkan kami untuk selamanya, ada banyak momen haru yang kulihat. Ibu, dengan ketegaran yang tampak sambil sesekali menyeka airmatanya yang keluar. Abah, ketika memelukku saatku baru pulang kuliah setelah kabar itu. kakak keduaku dengan wajah kalutnya ketika turun dari mobil jenazah, dan yang paling mencuri perhatianku ketika ku harus melihat adikku yang jatuh terduduk di pintu rumah karena melihat sosok kakaknya yang telah terbujur kaku di ruang tamu. Ia tak tahu sebelumnya karena di asrama. Disitulah kekuatanku sebagai kakaknya untuk menuntunnya mendekat, menenangkannya dengan kata, " itu kakak gapapa kok ya udah gapapa, ikhlas.." Rabbi, aku bisa menahan tangisku melihat adikku yang tersedu di bahuku, bagaimana denganku? Saat itu yang mampu kulakukan adalah menggigit bibir agar airmata in